Hukum Sifat Energi

 

Hukum ini berbunyi :

“Energi tidak bisa dimusnahkan. Ia hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk lain”.

Begini penjelasannya. Menurut para pakar fisika modern bahan dasar dari seluruh alam semesta adalah energi. Energi diartikan sebagai sesuatu zat yang membutuhkan sebuah medium untuk menjadi nyata.

Contohnya energi panas akan menjadi nyata jika mengenai sesuatu, misalnya kulit kita atau permukaan logam. Tanpa ada medium maka kita tidak memiliki gambaran tentang seperti apa energi panas tersebut. Selain itu dengan melalui medium energi tidak hanya sekedar menjadi nyata, tapi juga bisa berubah bentuk.

 

Misalnya ketika kita menyalakan kipas angin listrik maka telah terjadi perubahan energi lisrik menjadi energi gerak dan kemudian menjadi energi angin melalui medium kipas angin tersebut. Ketika kita menyalakan sebuah setrika maka telah terjadi perubahan bentuk energi dari energi listrik menjadi energi panas melalui medium setrika tesebut. Ketika kita menyalakan sebuah lampu maka telah terjadi perubahan bentuk energi dari energi listrik menjadi energi cahaya melalui medium lampu tesebut. Itulah gambaran dari perubahan bentuk energi.

Lalu apa maksud dari energi tidak bisa dimusnahkan?

 

Maksudnya selama alam semesta ini masih ada maka energi akan selalu ada. Karena kalau energi tidak ada alam semesta ini tidak mungkin ada. Memusnahkan energi sama halnya memusnahkan alam semesta. Dan satu-satunya yang bisa melakukan hal tersebut hanyalah Tuhan, sang pencipta alam semesta.

 

Hukum sifat energi tidak hanya berlaku dalam ilmu fisika. Hukum tersebut berlaku pula dalam kehidupan kita. Energi adalah bahan dasar apapun yang ada di alam semesta ini. Dengan demikian alur kehidupan yang kita alami terbentuk dari sekumpulan energi. Energi tersebut menjadi kenyataan dan berubah wujud menjadi kehidupan yang kita alami juga melalui sebuah medium.

 

Apa yang menjadi medium?

Mediumnya tidak lain yaitu PIKIRAN dan EMOSI kita. Pikiran dan emosi kita berfungsi laksana sebuah kipas angin, setrika atau lampu (lihat contoh di atas). Setiap kita memikirkan dan merasakan sesuatu maka sebenarnya kita sedang menyalurkan dan mengubah wujud energi yang ada di alam semesta ini menjadi sebuah wujud kongkrit. Jika kita membayangkan kesulitan maka energi akan menjelma menjadi kesulitan. Jika kita membayangkan masalah maka energi akan menjadi masalah yang nyata. Jika kita memikirkan kemudahan maka energi alam akan menjadi kemudahan. Jika kita membayangkan solusi maka energi alam akan menjadi solusi. Kesimpulannya, jika kita membayangkan sesuatu yang negatif maka energi alam semesta akan menjelma menjadi sesuatu yang negatif. Jika kita membayangkan sesuatu yang positif maka energi alam semesta akan menjelma menjadi sesuatu yang positif.

Ingat baik-baik! Selama kehidupan ini masih ada maka energi alam semesta akan selalu ada dan akan menjelma menjadi kenyataan hidup kita tergantung pada apa yang ada dalam pikiran dan emosi kita. Kesimpulan yang dapat kita tarik dari bagian dua ini adalah bahwa “kita harus berhati-hati dengan apapun yang kita pikirkan dan rasakan”. Karena pikiran dan emosi kita selalu akan direspon oleh hukum alam kemudian membentuk kehidupan kita. Pisau diciptakan untuk membantu pekerjaan kita. Ketika jari kita teriris kitalah sumber kesalahannya, bukan pisaunya.

Demikian pula halnya dengan hukum alam. Hukum alam diciptakan TUHAN dengan tujuan untuk membantu kita. Tetapi jika kita salah menggunakannya maka hukum alam itu justru akan melukai kita. Mau tidak mau kita harus mempercayai hal itu. Sebab kita mau percaya atau tidak, mau mengikuti atau tidak, kita akan selalu terkena dampaknya. Hukum alam semesta akan selalu bekerja